Saturday 20 October 2018

Analisis Sistem Pada Proses Parkir Di Blok M Square Dengan Metode Swot



Pendahuluan
          Blok M Square adalah salah satu pusat perbelanjaan yang berada di kawasan Blok M, Jakarta Selatan yang lokasinya berada di depan Terminal Blok M yang merupakan milik PD PASAR JAYA. Blok M Squre merupakan salah satu pasar/ pusat perbelanjaan dari 153 pasar yang dimiliki PD Pasar Jaya. Pelaksanaan Pembangunan Pasar Blok dikerjasamakan oleh PD Pasar Jaya dengan PT. Melawai Jaya Reality. Blok M Square dahulunya adalah Pasar Melawai dan Aldiron Plaza yang selalu padat pengunjung yang dikembangkan menjadi sebuah trade mall di daerah Jakarta Selatan. Dengan fasilitas yang cukup baik, menjadikan Blok M Square salah satu tempat belanja yang nyaman dan menguntungkan untuk konsumen maupun pemiliknya.














TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Sistem Informasi
Suatu sistem informasi dapat didefinisikan secara teknis sebagai seperangkat komponen yang saling terkait yang mengumpulkan (atau mengambil), memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan kontrol dalam sebuah organisasi. Selain mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, dan kontrol, sistem informasi juga dapat membantu manajer dan pekerja menganalisis masalah, memvisualisasikan subjek yang kompleks, dan menciptakan produk baru.
Sistem informasi berisi informasi tentang orang-orang penting, tempat, dan hal-hal dalam organisasi atau dalam lingkungan sekitarnya. Dengan informasi, data dibentuk menjadi sebuah hal yang berarti dan berguna bagi manusia. Data, sebaliknya, adalah aliran fakta-fakta mentah yang mewakili peristiwa yang terjadi dalam organisasi atau lingkungan fisik sebelum diorganisir dan disusun menjadi bentuk yang dapat dapat dipahami dan digunakan .
2.2. Parkir
Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara karena ditinggalkan oleh pengemudinya. Secara hukum dilarang untuk parkir di tengah jalan raya; namun parkir di sisi jalan umumnya diperbolehkan. Fasilitas parkir dibangun bersama-sama dengan kebanyakan gedung, untuk memfasilitasi kendaraan pemakai gedung. termasuk dalam pengertian parkir adalah setiap kendaraan yang berhenti pada tempat-tempat tertentu baik yang dinyatakan dengan rambu lalu lintas ataupun tidak, serta tidak semata-mata untuk kepentingan menaikkan dan/atau menurunkan orang dan/atau barang.

2.3. Jenis Parkir
Lalu-lintas baik yang bergerak pada suatu saat akan berhenti. Setiap
perjalanan akan sampai pada tujuan sehingga kendaraan harus diparkir. Sarana
perparkiran merupakan bagian dari sistem transportasi dalam perjalanan mencapai
tujuan karena kendaraan yang digunakan memerlukan parkir.
Sarana parkir ini pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi (Direktorat
Jendral Perhubungan Darat, 1998) :

1. Parkir menurut penempatannya
A. Parkir di jalan (on street parking)
Parkir di tepi jalan umum adalah jenis parkir yang penempatannya di
sepanjang tepi badan jalan dengan ataupun tidak melebarkan badan jalan itu sendiri
bagi fasilitas parkir. Parkir jenis ini sangat menguntungkan bagi pengunjung yang
menginginkan parkir dekat dengan tempat tujuan. Tempat parkir seperti ini dapat
ditemui dikawasan pemukiman berkepadatan cukup tinggi serta pada kawasan pusat
perdagangan dan perkantoran yang umumnya tidak siap untuk menampung
pertambahan dan perkembangan jumlah kendaraan yang parkir. Kerugian parkir jenis
II - 3
ini dapat mengurangi kapasitas jalur lalu lintas yaitu badan jalan yang digunakan
sebagai tempat parkir. Parkir ini terdiri dari (Direktorat Jendral Perhubungan Darat,
1998) :

a. Parkir di daerah perumahan
Akibat dari terus meningkatnya volume kendaraan di jalan serta hambatan
yang diakibatkan oleh parkir kendaraan seperti terganggunya kelancaran lalu lintas
dan penurunan kelas jalan, hampir pada setiap pusat kota kebijaksanaan mengenai
perparkiran mutlak diperlukan. Dalam sistem parkir di perumahan, sebenarnya
terdapat disbenefit/kerugian dari berjejernya parkir disepanjang trotoar jalan, namun
hal tersebut tertutupi dengan berkurangnya kecepatan kendaraan akibat keberadaan
parkir di jalan tersebut yang secara tidak langsung akan meningkatkan keselamatan
bagi penghuni di sekitar jalan tersebut. Terlebih lagi di perumahan di pinggiran kota
dimana masih tersedia ruang untuk parkir, dan parkir dijalanpun dapat dilakukan.
Namun pada daerah pemukiman yang berada dekat dengan pusat kota,
kontrol tersebut tetap diperlukan jika kondisi transportasi tetap efektif. Terdapat dua
cara kontrol terhadap sistem parkir ini yaitu parkir gratis bagi penghuni (dengan
menempelkan tanda tertentu yang dapat berupa stiker dan ditempelkan di kendaraan)
dan bayaran dengan kartu yang dicap harian.

b. Parkir di pusat kota, tidak dikontrol (uncontrolled)
Pada parkir jenis ini terdapat 4 macam alternatif cara parkir kendaraan yaitu:
1) Paralel terhadap jalan
2) Tegak lurus terhadap jalan
3) Diagonal atau membentuk sudut terhadap jalan
4) Di tengah jalan yang cukup lebar, baik secara diagonal maupun tegak lurus
terhadap jalan.
Untuk jalan yang tidak terlalu lebar, dapat digunakan sistem paralel. Sistem
diagonal sebenarnya dapat menampung lebih banyak mobil tetapi untuk itu
disepanjang pinggiran jalan harus diperkeras. Parkir diagonal memang tidak umum,
namun sebenarnya dapat menampung lebih banyak kendaraan. Di sisi lain, cara ini
juga akan banyak mengurangi lebar jalan. Kesulitan lainnya adalah waktu untuk
II - 4
keluar dari areal parkir (manuver) yang akan memakan waktu lebih lama jika
dibandingkan dengan sistem parkir paralel.
Sampai dengan saat ini nampaknya parkir paralel dirasakan paling tepat
karena selain tidak terlalu banyak memakan tempat untuk manuver juga jauh lebih
sedikit mengambil lebar jalan dan kecil kemungkinan menyebabkan kecelakaan
(Pusdiklat Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1998).

c. Parkir di pusat kota, terkontrol (controlled)
Ada tiga jenis metode kontrol yang dapat dipergunakan oleh perencana
transportasi :
1) Pembatasan waktu parkir
Petunjuk umum yang dapat digunakan untuk pembatasan waktu (lamanya)
parkir adalah:
a) 1 (satu) jam untuk daerah perkotaan.
b) 2 (dua) jam untuk daerah pinggiran dan sekitarnya.
c) 10-20 menit di daerah tertentu misalnya seperti Bank dan kantor pos.
2) Disc parking
Dengan sistem ini pemilik kendaraan diminta untuk memperagakan kartu
atau disc yang memperlihatkan waktu kedatangan kendaraan pada ruang parkir.
3) Parkir meter
Terdiri atas jam pengukur waktu, dimana jam berfungsi untuk mengukur
lamanya parkir tersebut berputar sesuai dengan jumlah uang yang dimasukkan. Jadi
seolah-olah si pemarkir membeli waktu pada ruang parkir tersebut. Alat pengukur
tersebut disamping memperlihatkan pembatasan waktu, sekaligus mengumpulkan
uang pula.
B. Parkir di luar jalan (off street parking)
Untuk menghindari terjadinya hambatan akibat parkir kendaraan di jalan
maka parkir kendaraan di jalan maka parkir di luar jalan / off street parking menjadi
pilihan yang terbaik. Terdapat dua jenis parkir di luar jalan, yaitu :
II - 5

1) Pelataran parkir
Pelataran parkir di daerah pusat kota sebenarnya merupakan suatu bentuk
yang tidak ekonomis. Karena itu di pusat kota seharusnya jarang terdapat peralatan
parkir yang dibangun oleh gedung-gedung yang berkepentingan, dimana masalah
keuntungan ekonomi dari parkir bukan lagi merupakan suatu hal yang penting.

2) Gedung parkir bertingkat
Saat ini bentuk yang banyak dipakai adalah gedung parkir bertingkat, dengan
jumlah lantai yang optimal 5, serta kapasitas sekitar 500 sampai 700 mobil. Terdapat
dua alternatif biaya parkir yang akan diterima oleh pemakai kendaraan, tergantung
pada pihak pengelola parkir, yaitu pihak pemerintah setempat menerapkan biaya
nominal atau pemerintah setempat menyerahkan pada pihak operator komersial yang
menggunakan biaya struktural. Biasanya pemerintah lokal mengatasi defisit parkir di
luar jalan tadi dengan Dana Pajak (Rate Fund) atau dari surplus parkir meter.
Berbeda dengan pihak swasta yang terlibat dalam properti, pihak swasta yang
terlibat dalam bisnis perparkiran ini tidak menerima subsidi dari pemerintah sehingga
tidak ada cara lain untuk tetap dapat berbisnis di bidang ini dan mendapatkan profit.
Hal inilah yang perlu mendapatkan pengawasan dari pemerintah dalam
pelaksanaannya, sebab penerapan tarif oleh pengelola yang tujuannya adalah untuk
mendapatkan keuntungan akan menerapkan tarif yang lebih tinggi dari tarif yang
seharusnya. Hal ini tentu akan merugikan masyarakat sebagai pengguna jasa parkir
dan mengurangi kenyamanan dalam penggunaannya.
2. Parkir menurut statusnya sesuai Peraturan Daerah Kota Semarang No. 11 Tahun
1988

A. Parkir Umum
Parkir umum adalah perparkiran yang menggunakan tanah, jalan dan
lapangan yang memiliki/dikuasai dan pengelolaannya diselenggarakan oleh
pemerintah daerah. Tempat parkir umum ini menggunakan sebagian badan jalan
umum yang dikuasai atau milik pemerintah yang termasuk bagian dari tempat parkir
umum ini adalah parkir ditepi jalan umum.

B. Parkir khusus
Parkir khusus adalah perparkiran yang menggunakan tanah-tanah yang tidak
dikuasai oleh pemerintah daerah yang pengelolanya diselenggarakan oleh pihak lain
baik berupa badan usaha maupun perorangan. Tempat parkir khusus ini berupa
kendaraan bermotor dengan mendapatkan ijin dari pemerintah daerah. Yang
termasuk jenis ini adalah gedung parkir, peralatan parkir, tempat parkir gratis dan
garasi. Gedung parkir adalah tempat parkir pada suatu bangunan atau bagian
bangunan atau bagian banguanan. Peralatan parkir adalah tempat parkir yang tidak
memungut bayaran dari pemilik kendaraan yang parkir di suatu lokasi. Tempat
penitipan kendaraan atau garasi adalah tempat/bangunan atau bagian bangunan milik
perorangan, pemerintah daerah atau badan hukum yang diperuntukkan sebagai
tempat penyimpanan kendaraan bermotor dengan memungut bayaran/sewa dan
dengan diselenggarakan secara tetap.

C. Parkir darurat/insidentil
Parkir darurat/insedentil adalah perparkiran di tempat-tempat umum baik
yang menggunakan lahan tanah, jalan-jalan, lapangan-lapangan milik Pemerintah
Daerah maupun swasta karena kegiatan insendentil.

D. Taman Parkir
Taman parkir adalah suatu areal bangunan perparkiran yang dilengkapi
fasilitas saran perparkiran yang pengelolanya diselenggarakan oleh Pemerintah
Daerah.

E. Gedung Parkir
Gedung parkir adalah bagunan yang dimanfaatkan untuk tempat parkir
kendaraan yang penyelenggaraannya oleh pemerintah daerah atau pihak ketiga yang
telah mendapat ijin dari Pemerintah Daerah.

3. Parkir menurut jenis kendaraannya
Menurut jenis kendaraan yang diparkir, terdapat beberapa macam parkir yang
bertujuan mempermudah pelayanan, yaitu :
a. Parkir untuk kendaraan roda dua tidak bermesin (sepeda).
b. Parkir untuk becak, andong dan dokar.
c. Parkir untuk kendaraan roda dua bermesin (sepeda motor).
d. Parkir untuk kendaraan roda tiga, empat atau lebih dan bermesin (bemo, mobil,
truk dan lain-lain).

4. Parkir menurut tujuannya
a. Parkir penumpang yaitu parkir untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.
b. Parkir barang yaitu parkir untuk bongkar/muat barang.
Keduanya sengaja dipisahkan agar satu sama lain masing-masing kegiatan
tidak saling menunggu.

5. Parkir menurut jenis pemilikan dan pengoperasiannya
Menurut jenis kepemilikan dan pengoperasian parkir dapat digolongkan
menjadi :
a. Parkir milik dan yang mengoperasikan Pemerintah Daerah.
b. Parkir milik Pemerintah Daerah dan yang mengoperasiakan adalah swasta.
c. Parkir milik dan yang mengoperasiakan swasta.2.4. Kebijaksanaan Parkir
Beberapa kebijakan parkir yang diterapkan diberbagai negara antara lain:
a. Kebijakan tarip parkir yang ditetapkan berdasarkan lokasi dan waktu, semakin dekat dengan pusat kegiatan/kota tarip lebih tinggi, demikian juga semakin lama semakin tinggi. Kebijakan ini diarahkan untuk mengendalikan jumlah pemarkir dipusat kota/pusat kegiatan dan mendorong penggunaan angkutan umum.
b. Kebijakan pembatasan ruang parkir, terutama didaerah pusat kota ataupun pusat kegiatan. Kebijakan ini biasanya dilakukan pada parkir dipinggir jalan yang tujuan utamanya untuk melancarkan arus lalu lintas, serta pembatasan ruang parkir di luar jalan yang dilakukan melalui IMB/Ijin Mendirikan Bangunan.
c. Kebijakan penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggar ketentuan dilarang parkir dan dilarang berhenti serta pemarkir di luar tempat yang ditentukan untuk itu. Bentuk penegakan hukum dapat dilakukan melalui penilangan ataupun dengan gembok roda seperti yang dilakukan di Palembang.

2.5. Teknologi di dalam Sistem Informasi Parkir
Sudah banyak penelitian dan publikasi jurnal yang mengusulkan berbagai macam jenis teknologi yang diterapkan dalam sistem informasi parkir yang diantaranya adalah :
a. Sebuah sistem cerdas untuk mendeteksi tempat parkir yang kosong berdasarkan sebuah gambar bulat berwarna coklat yang ada di setiap lokasi parkir dengan menggunakan image prosessing [6].
b. Smart Parkir System (SPS) yang diusulkan untuk membantu pengemudi untuk menemukan ruang kosong di parkir mobil dalam waktu singkat. Sistem parkir ini menggunakan sensor ultrasonik (USG) untuk mendeteksi parkir hunian atau tindakan yang tidak tepat di tempat parkir. Teknologi deteksi yang berbeda ditinjau dan dibandingkan untuk menentukan teknologi terbaik untuk mengembangkan SPS. Fitur SPS termasuk parkir kosong deteksi ruang, deteksi parkir yang tidak tepat, tampilan ruang parkir yang tersedia, dan indikator arah menuju ruang parkir kosong, fasilitas pembayaran dan berbagai jenis ruang parkir melalui penggunaan khusus LED.

c. Sistem Manajemen berbasis teknologi jaringan sensor nirkabel yang menyediakan fitur-fitur canggih seperti monitoring parkir yang jauh dan bimbingan otomatis. Di sistem sini diusulkan sebuah software yang menggunakan jaringan sensor nirkabel untuk pengelolaan sistem parkir tanpa masuk ke tempat parkir. Status Parkir dapat diketahui oleh pengemudi di pintu masuk tempat parkir saja. Itu berarti seorang pengemudi mobil bisa mengetahui apakah tempat parkir mobil tersedia di tempat parkir atau tidak tanpa masuk ke tempat parkir dengan mengamati ruang parkir.








METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Data
Metode Observasi
Pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala atau peristiwa yang diselidiki pada objek penelitian secara langsung, misalnya mengamati proses pengelolaan data dengan cara lama, kemudian mengidentifikasi berbagai masalah yang timbul, dan mencari solusinya.

3.2
Analisis SWOT merupakan singkatan dari strength (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (kesempatan), dan threat (ancaman). Analisis ini pertama kali diperkenalkan oleh Albert Humphrey yang memimpin proyek riset di Stanford University. Melalui analisis SWOT, kita dapat melakukan identifikasi faktor internal (strength dan weakness) dan faktor eksternal (opportunity dan threat) dari organisasi secara sistematis untuk merumuskan strategi organisasi.
Analisis SWOT adalah analisis yang berdasarkan pada anggapan bahwa suatu strategi yang efektif berasal dari sumber daya internal (strength dan weakness) dan eksternal (opportunity dan threat). Keuntungan dari analisis SWOT adalah menghubungkan faktor internal dan eksternal untuk merangsang strategi baru, oleh karena itu perencanaan yang berdasarkan pada sumber daya dan kompetensi dapat memperkaya analisis SWOT dengan mengembangkan perspektif internal (Dyson, 2002).
Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak mendukung dalam mencapai tujuan tersebut pada kondisi yang ada saat ini.
Hasil identifikasi tersebut dibandingkan untuk memaksimalkan strength dan opportunity (strategi SO) serta meminimalkan weakness dan threat (strategi WT) guna mencapai strategi yang optimal. Dalam penelitian ini, analisis SWOT digunakan terhadap data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data, sehingga akan diperoleh strategi yang memaksimalkan kekuatan dan peluang dan meminimalkan kelemahan dan ancaman.
Pemaparan empat komponen SWOT secara terperinci adalah sebagai berikut:
  • Strength (S) merupakan karakteristik dari suatu organisasi atau bisnis yang merupakan suatu keunggulan.
  • Weakness (W) merupakan karakteristik dari suatu organisasi atau bisnis yang merupakan kelemahan.
  • Opportunity (O) kesempatan yang datang dari luar organisasi atau bisnis.
  • Threat (T) elemen yang datang dari luar yang dapat menjadi ancaman bagi organisasi atau bisnis.

Tujuan dari setiap analisis SWOT adalah untuk mengidentifikasi faktor kunci yang datang dari lingkungan internal dan eksternal. Analisis SWOT dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu:
Faktor internal: merupakan strength dan weakness yang datang dari lingkungan internal organisasi atau bisnis.
Faktor eksternal: merupakan opportunity dan threat yang datang dari lingkungan eksternal organisasi atau bisnis. Untuk mengidentifikasi faktor ini, dapat digunakan analisis PEST.
Analisis SWOT adalah sebuah metode untuk mengkategorisasikan dan metode ini memiliki kelemahan. Sebagai contoh, untuk menghasilkan kecenderungan suatu organisasi menyusun daftar dibanding berfikir untuk melihat apa yang sebetulnya penting untuk meraih suatu tujuan.
Analisis SWOT juga menghasilkan daftar tanpa urutan prioritas yang jelas, sebagai contoh adalah opportunity yang lemah dapat dianggap sebagai threat yang kuat.
 
Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada Universitas Stanfordpada dasawarsa 1960-andan 1970-an dengan menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500.
Menurut Freddy Rangkuti (1997), SWOT adalah identitas berbagai faktor secara sistematis untuk merumusakan strategi pelayanan. Analisis ini berdasarkanlogika yang dapat memaksimalkan peluang namun secara bersamaan dapat meminimalkan kekurangan dan ancaman. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal dan faktor internal.
 
 
 

Kuadran I : Merupakan situasi yang sangat menguntungkan.
Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. (Growth oriented strategy).
Kuadran II : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangkapanjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/jasa).
Kuadran III : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal.
Fokus perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran IV : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Menurut Ferrel dan Harline (2005) fungsi dari Analisis SWOT adalah untuk mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam pokok persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan ancaman). Analisis SWOT tersebut akan menjelaskan apakah informasi tersebut berindikasi sesuatu yang akan membantu perusahaan mencapai tujuannya atau memberikan indikasi bahwa terdapat rintangan yang harus dihadapi atau diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang diinginkan.
Berikut merupakan potensial pokok persoalan yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis SWOT menurut Ferrel dan Harline (2005):
Potensial Kekuatan Internal
  • Kepemilikan sumberdaya keuangan
  • Lahan Yang besar
  • Kepemilikan nama yang sudah dikenal
  • Properti Teknologi Untuk Kepentingan parkir
  • Proses yang paten
  • Harga yang lebih murah (barang dalam Mall)
  • Kepercayaan dan respek dari pengunjung untuk produk atau brand image.
  • Kemampuan pemasaran yang lebih baik
  • Kualitas produk yang superior
  • Karyawan yang berkomitmen

Potensial Kelemahan Internal
  • Kurangnya pengaturan strategi
  • Mahalnya Biaya (Proses)
  • Teknologi yang tidak dimanfaatkan sepenuhnya
  • Problem proses yang sering bermasalah
  • Karyawan yang tidak terlatih

Potensial Peluang Eksternal
  • Pertumbuhan pasar yang terus meningkat
  • Perusahaan pesaing yang sudah merasa puas diri
  • Kebutuhan dan keinginan konsumen yang berubah
  • Kecelakaan yang terjadi di perusahaan pesaing
  • Kurangnya besarnya lahan parkir untuk daerah komersil lain
  • Teknologi baru

Potensial Ancaman Eksternal
  • Munculnya tempat baru yang lebih lengkap
  • Pengenalan yang lebih baik untuk masyarakat
  • Perubahan kebutuhan dan keiinginan konsumen
  • Kepercayaan Konsumen yang berkurang dalam segi proses parkir
  • Perusahaan pesaing mengadopsi strategi baru

Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Perencanaan strategis (strategic planner) suatu perusahaan harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) pada kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi atau popular disebut Analisis SWOT.













HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Masalah
            Jumlah lahan parkir yang begitu besar dan fasilitas pada mall blok m square membuat tempat ini digemari oleh masayarkat terutama di daerah Jakarta Selatan.
Pengunjung Blok M Square dengan area parkir yang ada sangatlah memadai untuk pengunjung untuk parkir, oleh sebab itu  sistem parkir pada blok m square harus diubah karena setelah saya observarsi sangatlah merugikan pengunjung dalam bidang biaya karena pengunjung harus membayar dua kali untuk parkir dalam sebuah mall besar.
4.2 Proses Bisnis
            Gambar ini menunjukan proses bisnis pada mall Blok M Square
Gambar diatas menunjukan bahwa pengunjung harus membayar dua kali pada petugas yang menjaga lahan parkir dan membayar kembali sesuai berapa lama kita mengunjungi mall tersebut (tercatat dalam tiket masuk jam berapa)



Metode analisa yang dipakai pada Blok M Square adalah Analisis SWOT


A.Strength (kekuatan)
  • Sudah memiliki berbagai macam teknologi parkir yang baik
  • Sejumlah toko di Blok M yang  buka selama 24 jam (Club Malam dan Bar)
  • Memberikan ketersediaan lapangan kerja bagi siswa-siswa lulusan SMA atau SMK;
  • Harga produk-produknya yang relatif murah untuk dijangkau oleh konsumen;
  • Adanya tiket masuk parkir berupa kartu, dimana lebih aman (tidak mudah robek) dan lebih cepat proses nya karena menggunakan tipe tap and pay
  • Sudah dikenal sejak dulu kala
  • Penempatan lokasi di wilayah yang sudah cukup strategis.
B. Weakness (kelemahan)
  • Masih Banyaknya pemarkir gadungan di area parkir
  • Berbagai daerah kurang mengenal Blok M Square ,karena kurangmya promos;
  • Sebagian toko buka dan tutup nya tidak tentu
  • Proses Parkir yang membayar dua kali;
  • Banyak Staff yang masih kurang kompeten dalan menangani mesin parkir
C. Opportunity (Peluang)
  • Dengan adanya perdagangan bebas, maka peluang menambahkan toko & gerai akan semakin besar;
  • Adanya ladies parking (tempat parkir khusus wanita)
  • Adanya Handicap parking (tempat parkir khusus orang cacat)
  • Adanya VIP Parking (Diparkir kan oleh  petugas dan diberikan tempat nyaman serta aman)
  • Terdapat Bengkel pada tempat parkir (Mobil)
  • Terdapat pencucian Helm (Motor)
D. Threat (ancaman)
  • Banyaknya pesaing-pesaing yang memiliki toko atau mini market berdekatan
  • Karena banyaknya pengunjung tidak nyaman dengan parkir yang bayar dua kali serta banyak petugas gadungan yang meresahkan pengunjung
4.3 Pembahasan
            Hal tersebut saya alami waktu saya mengunjungi blok m square dan merasa sistem tersebut merugikan karena saya hanya mengunjungi kurang dari 15 menit  tetapi saya harus membayar parkir dua kali

4.4 Saran
           Sebaiknya pihak yang mengatur parkir membuat peraturan yang jelas dalam proses parkir. Seperti membuat peraturan bahwa parkir hanya membayar sekali yaitu sesuai dengan tiket masuk




DAFTAR PUSTAKA



Budiarto, 2002. Kajian Kebutuhan Ruang Parkir Pasar Kliwon Untuk Optimalisasi Jalan letjen S. Parman Temanggung. Tesis Magister Teknik Sipil, Magister Teknik Sipil Universitas Diponegoro

Freddy Rangkuti, 2004, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT. Graedia, Jakarta 

hubdat.dephub.go.id Last Upadate 2017
Imam, T. 2011. Jurnal Dampak Kegiatan Berparkir Pada Badan Jalan Terhadap Kinerja Ruas Jalan FSTPT.