Pendahuluan
Blok M Square
adalah salah satu pusat perbelanjaan yang berada di kawasan Blok M, Jakarta
Selatan yang lokasinya berada di depan Terminal Blok M yang merupakan milik PD
PASAR JAYA. Blok M Squre merupakan salah satu pasar/ pusat perbelanjaan dari
153 pasar yang dimiliki PD Pasar Jaya. Pelaksanaan Pembangunan Pasar Blok
dikerjasamakan oleh PD Pasar Jaya dengan PT. Melawai Jaya Reality. Blok M
Square dahulunya adalah Pasar Melawai dan Aldiron Plaza yang selalu padat
pengunjung yang dikembangkan menjadi sebuah trade mall di daerah Jakarta
Selatan. Dengan fasilitas yang cukup baik, menjadikan Blok M Square salah satu
tempat belanja yang nyaman dan menguntungkan untuk konsumen maupun pemiliknya.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Sistem Informasi
Suatu sistem informasi
dapat didefinisikan secara teknis sebagai seperangkat komponen yang saling
terkait yang mengumpulkan (atau mengambil), memproses, menyimpan, dan
mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan kontrol dalam
sebuah organisasi. Selain mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, dan
kontrol, sistem informasi juga dapat membantu manajer dan pekerja menganalisis
masalah, memvisualisasikan subjek yang kompleks, dan menciptakan produk baru.
Sistem informasi berisi
informasi tentang orang-orang penting, tempat, dan hal-hal dalam organisasi
atau dalam lingkungan sekitarnya. Dengan informasi, data dibentuk menjadi
sebuah hal yang berarti dan berguna bagi manusia. Data, sebaliknya, adalah
aliran fakta-fakta mentah yang mewakili peristiwa yang terjadi dalam organisasi
atau lingkungan fisik sebelum diorganisir dan disusun menjadi bentuk yang dapat
dapat dipahami dan digunakan .
2.2. Parkir
Parkir adalah keadaan
tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara karena ditinggalkan oleh
pengemudinya. Secara hukum dilarang untuk parkir di tengah jalan raya; namun
parkir di sisi jalan umumnya diperbolehkan. Fasilitas parkir dibangun
bersama-sama dengan kebanyakan gedung, untuk memfasilitasi kendaraan pemakai
gedung. termasuk dalam pengertian parkir adalah setiap kendaraan yang berhenti
pada tempat-tempat tertentu baik yang dinyatakan dengan rambu lalu lintas
ataupun tidak, serta tidak semata-mata untuk kepentingan menaikkan dan/atau
menurunkan orang dan/atau barang.
2.3. Jenis Parkir
Lalu-lintas baik yang
bergerak pada suatu saat akan berhenti. Setiap
perjalanan akan sampai
pada tujuan sehingga kendaraan harus diparkir. Sarana
perparkiran merupakan
bagian dari sistem transportasi dalam perjalanan mencapai
tujuan karena kendaraan
yang digunakan memerlukan parkir.
Sarana parkir ini pada
dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi (Direktorat
Jendral Perhubungan
Darat, 1998) :
1. Parkir menurut
penempatannya
A. Parkir di jalan (on
street parking)
Parkir di tepi jalan
umum adalah jenis parkir yang penempatannya di
sepanjang tepi badan
jalan dengan ataupun tidak melebarkan badan jalan itu sendiri
bagi fasilitas parkir.
Parkir jenis ini sangat menguntungkan bagi pengunjung yang
menginginkan parkir
dekat dengan tempat tujuan. Tempat parkir seperti ini dapat
ditemui dikawasan
pemukiman berkepadatan cukup tinggi serta pada kawasan pusat
perdagangan dan
perkantoran yang umumnya tidak siap untuk menampung
pertambahan dan
perkembangan jumlah kendaraan yang parkir. Kerugian parkir jenis
II - 3
ini dapat mengurangi
kapasitas jalur lalu lintas yaitu badan jalan yang digunakan
sebagai tempat parkir.
Parkir ini terdiri dari (Direktorat Jendral Perhubungan Darat,
1998) :
a. Parkir di daerah
perumahan
Akibat dari terus
meningkatnya volume kendaraan di jalan serta hambatan
yang diakibatkan oleh
parkir kendaraan seperti terganggunya kelancaran lalu lintas
dan penurunan kelas
jalan, hampir pada setiap pusat kota kebijaksanaan mengenai
perparkiran mutlak
diperlukan. Dalam sistem parkir di perumahan, sebenarnya
terdapat
disbenefit/kerugian dari berjejernya parkir disepanjang trotoar jalan, namun
hal tersebut tertutupi
dengan berkurangnya kecepatan kendaraan akibat keberadaan
parkir di jalan
tersebut yang secara tidak langsung akan meningkatkan keselamatan
bagi penghuni di
sekitar jalan tersebut. Terlebih lagi di perumahan di pinggiran kota
dimana masih tersedia
ruang untuk parkir, dan parkir dijalanpun dapat dilakukan.
Namun pada daerah
pemukiman yang berada dekat dengan pusat kota,
kontrol tersebut tetap
diperlukan jika kondisi transportasi tetap efektif. Terdapat dua
cara kontrol terhadap
sistem parkir ini yaitu parkir gratis bagi penghuni (dengan
menempelkan tanda
tertentu yang dapat berupa stiker dan ditempelkan di kendaraan)
dan bayaran dengan
kartu yang dicap harian.
b. Parkir di pusat
kota, tidak dikontrol (uncontrolled)
Pada parkir jenis ini
terdapat 4 macam alternatif cara parkir kendaraan yaitu:
1) Paralel terhadap jalan
2) Tegak lurus terhadap
jalan
3) Diagonal atau
membentuk sudut terhadap jalan
4) Di tengah jalan yang
cukup lebar, baik secara diagonal maupun tegak lurus
terhadap jalan.
Untuk jalan yang tidak
terlalu lebar, dapat digunakan sistem paralel. Sistem
diagonal sebenarnya
dapat menampung lebih banyak mobil tetapi untuk itu
disepanjang pinggiran
jalan harus diperkeras. Parkir diagonal memang tidak umum,
namun sebenarnya dapat
menampung lebih banyak kendaraan. Di sisi lain, cara ini
juga akan banyak
mengurangi lebar jalan. Kesulitan lainnya adalah waktu untuk
II - 4
keluar dari areal
parkir (manuver) yang akan memakan waktu lebih lama jika
dibandingkan dengan
sistem parkir paralel.
Sampai dengan saat ini
nampaknya parkir paralel dirasakan paling tepat
karena selain tidak
terlalu banyak memakan tempat untuk manuver juga jauh lebih
sedikit mengambil lebar
jalan dan kecil kemungkinan menyebabkan kecelakaan
(Pusdiklat Direktorat
Jenderal Perhubungan Darat, 1998).
c. Parkir di pusat
kota, terkontrol (controlled)
Ada tiga jenis metode
kontrol yang dapat dipergunakan oleh perencana
transportasi :
1) Pembatasan waktu
parkir
Petunjuk umum yang
dapat digunakan untuk pembatasan waktu (lamanya)
parkir adalah:
a) 1 (satu) jam untuk
daerah perkotaan.
b) 2 (dua) jam untuk daerah
pinggiran dan sekitarnya.
c) 10-20 menit di
daerah tertentu misalnya seperti Bank dan kantor pos.
2) Disc parking
Dengan sistem ini
pemilik kendaraan diminta untuk memperagakan kartu
atau disc yang
memperlihatkan waktu kedatangan kendaraan pada ruang parkir.
3) Parkir meter
Terdiri atas jam
pengukur waktu, dimana jam berfungsi untuk mengukur
lamanya parkir tersebut
berputar sesuai dengan jumlah uang yang dimasukkan. Jadi
seolah-olah si pemarkir
membeli waktu pada ruang parkir tersebut. Alat pengukur
tersebut disamping
memperlihatkan pembatasan waktu, sekaligus mengumpulkan
uang pula.
B. Parkir di luar jalan
(off street parking)
Untuk menghindari
terjadinya hambatan akibat parkir kendaraan di jalan
maka parkir kendaraan
di jalan maka parkir di luar jalan / off street parking menjadi
pilihan yang terbaik.
Terdapat dua jenis parkir di luar jalan, yaitu :
II - 5
1) Pelataran parkir
Pelataran parkir di
daerah pusat kota sebenarnya merupakan suatu bentuk
yang tidak ekonomis.
Karena itu di pusat kota seharusnya jarang terdapat peralatan
parkir yang dibangun
oleh gedung-gedung yang berkepentingan, dimana masalah
keuntungan ekonomi dari
parkir bukan lagi merupakan suatu hal yang penting.
2) Gedung parkir
bertingkat
Saat ini bentuk yang
banyak dipakai adalah gedung parkir bertingkat, dengan
jumlah lantai yang
optimal 5, serta kapasitas sekitar 500 sampai 700 mobil. Terdapat
dua alternatif biaya
parkir yang akan diterima oleh pemakai kendaraan, tergantung
pada pihak pengelola
parkir, yaitu pihak pemerintah setempat menerapkan biaya
nominal atau pemerintah
setempat menyerahkan pada pihak operator komersial yang
menggunakan biaya
struktural. Biasanya pemerintah lokal mengatasi defisit parkir di
luar jalan tadi dengan
Dana Pajak (Rate Fund) atau dari surplus parkir meter.
Berbeda dengan pihak
swasta yang terlibat dalam properti, pihak swasta yang
terlibat dalam bisnis
perparkiran ini tidak menerima subsidi dari pemerintah sehingga
tidak ada cara lain
untuk tetap dapat berbisnis di bidang ini dan mendapatkan profit.
Hal inilah yang perlu
mendapatkan pengawasan dari pemerintah dalam
pelaksanaannya, sebab
penerapan tarif oleh pengelola yang tujuannya adalah untuk
mendapatkan keuntungan
akan menerapkan tarif yang lebih tinggi dari tarif yang
seharusnya. Hal ini
tentu akan merugikan masyarakat sebagai pengguna jasa parkir
dan mengurangi
kenyamanan dalam penggunaannya.
2. Parkir menurut
statusnya sesuai Peraturan Daerah Kota Semarang No. 11 Tahun
1988
A. Parkir Umum
Parkir umum adalah
perparkiran yang menggunakan tanah, jalan dan
lapangan yang
memiliki/dikuasai dan pengelolaannya diselenggarakan oleh
pemerintah daerah.
Tempat parkir umum ini menggunakan sebagian badan jalan
umum yang dikuasai atau
milik pemerintah yang termasuk bagian dari tempat parkir
umum ini adalah parkir
ditepi jalan umum.
B. Parkir khusus
Parkir khusus adalah
perparkiran yang menggunakan tanah-tanah yang tidak
dikuasai oleh
pemerintah daerah yang pengelolanya diselenggarakan oleh pihak lain
baik berupa badan usaha
maupun perorangan. Tempat parkir khusus ini berupa
kendaraan bermotor
dengan mendapatkan ijin dari pemerintah daerah. Yang
termasuk jenis ini
adalah gedung parkir, peralatan parkir, tempat parkir gratis dan
garasi. Gedung parkir
adalah tempat parkir pada suatu bangunan atau bagian
bangunan atau bagian
banguanan. Peralatan parkir adalah tempat parkir yang tidak
memungut bayaran dari
pemilik kendaraan yang parkir di suatu lokasi. Tempat
penitipan kendaraan
atau garasi adalah tempat/bangunan atau bagian bangunan milik
perorangan, pemerintah
daerah atau badan hukum yang diperuntukkan sebagai
tempat penyimpanan
kendaraan bermotor dengan memungut bayaran/sewa dan
dengan diselenggarakan
secara tetap.
C. Parkir darurat/insidentil
Parkir
darurat/insedentil adalah perparkiran di tempat-tempat umum baik
yang menggunakan lahan
tanah, jalan-jalan, lapangan-lapangan milik Pemerintah
Daerah maupun swasta
karena kegiatan insendentil.
D. Taman Parkir
Taman parkir adalah
suatu areal bangunan perparkiran yang dilengkapi
fasilitas saran
perparkiran yang pengelolanya diselenggarakan oleh Pemerintah
Daerah.
E. Gedung Parkir
Gedung parkir adalah
bagunan yang dimanfaatkan untuk tempat parkir
kendaraan yang
penyelenggaraannya oleh pemerintah daerah atau pihak ketiga yang
telah mendapat ijin
dari Pemerintah Daerah.
3. Parkir menurut jenis
kendaraannya
Menurut jenis kendaraan
yang diparkir, terdapat beberapa macam parkir yang
bertujuan mempermudah
pelayanan, yaitu :
a. Parkir untuk kendaraan
roda dua tidak bermesin (sepeda).
b. Parkir untuk becak,
andong dan dokar.
c. Parkir untuk
kendaraan roda dua bermesin (sepeda motor).
d. Parkir untuk
kendaraan roda tiga, empat atau lebih dan bermesin (bemo, mobil,
truk dan lain-lain).
4. Parkir menurut
tujuannya
a. Parkir penumpang
yaitu parkir untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.
b. Parkir barang yaitu
parkir untuk bongkar/muat barang.
Keduanya sengaja
dipisahkan agar satu sama lain masing-masing kegiatan
tidak saling menunggu.
5. Parkir menurut jenis
pemilikan dan pengoperasiannya
Menurut jenis
kepemilikan dan pengoperasian parkir dapat digolongkan
menjadi :
a. Parkir milik dan
yang mengoperasikan Pemerintah Daerah.
b. Parkir milik
Pemerintah Daerah dan yang mengoperasiakan adalah swasta.
c. Parkir milik dan
yang mengoperasiakan swasta.2.4. Kebijaksanaan Parkir
Beberapa kebijakan
parkir yang diterapkan diberbagai negara antara lain:
a. Kebijakan tarip
parkir yang ditetapkan berdasarkan lokasi dan waktu, semakin dekat dengan pusat
kegiatan/kota tarip lebih tinggi, demikian juga semakin lama semakin tinggi.
Kebijakan ini diarahkan untuk mengendalikan jumlah pemarkir dipusat kota/pusat
kegiatan dan mendorong penggunaan angkutan umum.
b. Kebijakan pembatasan
ruang parkir, terutama didaerah pusat kota ataupun pusat kegiatan. Kebijakan
ini biasanya dilakukan pada parkir dipinggir jalan yang tujuan utamanya untuk
melancarkan arus lalu lintas, serta pembatasan ruang parkir di luar jalan yang
dilakukan melalui IMB/Ijin Mendirikan Bangunan.
c. Kebijakan penegakan
hukum yang tegas terhadap pelanggar ketentuan dilarang parkir dan dilarang
berhenti serta pemarkir di luar tempat yang ditentukan untuk itu. Bentuk
penegakan hukum dapat dilakukan melalui penilangan ataupun dengan gembok roda
seperti yang dilakukan di Palembang.
2.5. Teknologi di dalam
Sistem Informasi Parkir
Sudah banyak penelitian
dan publikasi jurnal yang mengusulkan berbagai macam jenis teknologi yang
diterapkan dalam sistem informasi parkir yang diantaranya adalah :
a. Sebuah sistem cerdas
untuk mendeteksi tempat parkir yang kosong berdasarkan sebuah gambar bulat
berwarna coklat yang ada di setiap lokasi parkir dengan menggunakan image
prosessing [6].
b. Smart Parkir System
(SPS) yang diusulkan untuk membantu pengemudi untuk menemukan ruang kosong di
parkir mobil dalam waktu singkat. Sistem parkir ini menggunakan sensor
ultrasonik (USG) untuk mendeteksi parkir hunian atau tindakan yang tidak tepat
di tempat parkir. Teknologi deteksi yang berbeda ditinjau dan dibandingkan
untuk menentukan teknologi terbaik untuk mengembangkan SPS. Fitur SPS termasuk
parkir kosong deteksi ruang, deteksi parkir yang tidak tepat, tampilan ruang
parkir yang tersedia, dan indikator arah menuju ruang parkir kosong, fasilitas
pembayaran dan berbagai jenis ruang parkir melalui penggunaan khusus LED.
c. Sistem Manajemen
berbasis teknologi jaringan sensor nirkabel yang menyediakan fitur-fitur
canggih seperti monitoring parkir yang jauh dan bimbingan otomatis. Di sistem
sini diusulkan sebuah software yang menggunakan jaringan sensor nirkabel untuk
pengelolaan sistem parkir tanpa masuk ke tempat parkir. Status Parkir dapat
diketahui oleh pengemudi di pintu masuk tempat parkir saja. Itu berarti seorang
pengemudi mobil bisa mengetahui apakah tempat parkir mobil tersedia di tempat
parkir atau tidak tanpa masuk ke tempat parkir dengan mengamati ruang parkir.
METODE
PENELITIAN
3.1. Jenis Data
Metode Observasi
Pengumpulan data
melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala atau peristiwa yang diselidiki
pada objek penelitian secara langsung, misalnya mengamati proses pengelolaan
data dengan cara lama, kemudian mengidentifikasi berbagai masalah yang timbul,
dan mencari solusinya.
3.2
Analisis SWOT merupakan singkatan dari strength (kekuatan), weakness
(kelemahan), opportunity (kesempatan), dan threat (ancaman). Analisis
ini pertama kali diperkenalkan oleh Albert Humphrey yang memimpin proyek
riset di Stanford University. Melalui analisis SWOT, kita dapat
melakukan identifikasi faktor internal (strength dan weakness) dan
faktor eksternal (opportunity dan threat) dari organisasi secara
sistematis untuk merumuskan strategi organisasi.
Analisis SWOT adalah analisis yang berdasarkan pada anggapan bahwa suatu
strategi yang efektif berasal dari sumber daya internal (strength dan
weakness) dan eksternal (opportunity dan threat). Keuntungan dari
analisis SWOT adalah menghubungkan faktor internal dan eksternal untuk
merangsang strategi baru, oleh karena itu perencanaan yang berdasarkan
pada sumber daya dan kompetensi dapat memperkaya analisis SWOT dengan
mengembangkan perspektif internal (Dyson, 2002).
Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi
bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal
yang mendukung dan yang tidak mendukung dalam mencapai tujuan tersebut
pada kondisi yang ada saat ini.
Hasil identifikasi tersebut dibandingkan untuk memaksimalkan strength
dan opportunity (strategi SO) serta meminimalkan weakness dan threat
(strategi WT) guna mencapai strategi yang optimal. Dalam penelitian ini,
analisis SWOT digunakan terhadap data yang diperoleh dari hasil
pengumpulan data, sehingga akan diperoleh strategi yang memaksimalkan
kekuatan dan peluang dan meminimalkan kelemahan dan ancaman.
Pemaparan empat komponen SWOT secara terperinci adalah sebagai berikut:
- Strength (S) merupakan karakteristik dari suatu organisasi atau bisnis yang merupakan suatu keunggulan.
- Weakness (W) merupakan karakteristik dari suatu organisasi atau bisnis yang merupakan kelemahan.
- Opportunity (O) kesempatan yang datang dari luar organisasi atau bisnis.
- Threat (T) elemen yang datang dari luar yang dapat menjadi ancaman bagi organisasi atau bisnis.
Tujuan dari setiap analisis SWOT adalah untuk mengidentifikasi faktor
kunci yang datang dari lingkungan internal dan eksternal. Analisis SWOT
dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu:
Faktor internal: merupakan strength dan weakness yang datang dari lingkungan internal organisasi atau bisnis.
Faktor eksternal: merupakan opportunity dan threat yang datang dari
lingkungan eksternal organisasi atau bisnis. Untuk mengidentifikasi
faktor ini, dapat digunakan analisis PEST.
Analisis SWOT adalah sebuah metode untuk mengkategorisasikan dan metode
ini memiliki kelemahan. Sebagai contoh, untuk menghasilkan kecenderungan
suatu organisasi menyusun daftar dibanding berfikir untuk melihat apa
yang sebetulnya penting untuk meraih suatu tujuan.
Analisis SWOT juga menghasilkan daftar tanpa urutan prioritas yang
jelas, sebagai contoh adalah opportunity yang lemah dapat dianggap
sebagai threat yang kuat.
Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths,
weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan
tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang
tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah
berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya
dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan
(strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang
(opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan
(weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang
(opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths)
mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah
bagimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat
ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada
Universitas Stanfordpada dasawarsa 1960-andan 1970-an dengan menggunakan
data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500.
Menurut Freddy Rangkuti (1997), SWOT adalah identitas berbagai faktor
secara sistematis untuk merumusakan strategi pelayanan. Analisis ini
berdasarkanlogika yang dapat memaksimalkan peluang namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kekurangan dan ancaman. Analisis SWOT
membandingkan antara faktor eksternal dan faktor internal.
Kuadran I : Merupakan situasi yang sangat menguntungkan.
Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam
kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. (Growth
oriented strategy).
Kuadran II : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini
masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus
diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
jangkapanjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/jasa).
Kuadran III : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat
besar, tetapi dilain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan
internal.
Fokus perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal
perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran IV : Ini merupakan situasi yang sangat tidak
menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan
kelemahan internal.
Menurut Ferrel dan Harline (2005) fungsi dari Analisis SWOT adalah untuk
mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam
pokok persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan
eksternal (peluang dan ancaman). Analisis SWOT tersebut akan menjelaskan
apakah informasi tersebut berindikasi sesuatu yang akan membantu
perusahaan mencapai tujuannya atau memberikan indikasi bahwa terdapat
rintangan yang harus dihadapi atau diminimalkan untuk memenuhi pemasukan
yang diinginkan.
Berikut merupakan potensial pokok persoalan yang harus diperhatikan
dalam melakukan analisis SWOT menurut Ferrel dan Harline (2005):
Potensial Kekuatan Internal
- Kepemilikan sumberdaya keuangan
- Lahan Yang besar
- Kepemilikan nama yang sudah dikenal
- Properti Teknologi Untuk Kepentingan parkir
- Proses yang paten
- Harga yang lebih murah (barang dalam Mall)
- Kepercayaan dan respek dari pengunjung untuk produk atau brand image.
- Kemampuan pemasaran yang lebih baik
- Kualitas produk yang superior
- Karyawan yang berkomitmen
Potensial Kelemahan Internal
- Kurangnya pengaturan strategi
- Mahalnya Biaya (Proses)
- Teknologi yang tidak dimanfaatkan sepenuhnya
- Problem proses yang sering bermasalah
- Karyawan yang tidak terlatih
Potensial Peluang Eksternal
- Pertumbuhan pasar yang terus meningkat
- Perusahaan pesaing yang sudah merasa puas diri
- Kebutuhan dan keinginan konsumen yang berubah
- Kecelakaan yang terjadi di perusahaan pesaing
- Kurangnya besarnya lahan parkir untuk daerah komersil lain
- Teknologi baru
Potensial Ancaman Eksternal
- Munculnya tempat baru yang lebih lengkap
- Pengenalan yang lebih baik untuk masyarakat
- Perubahan kebutuhan dan keiinginan konsumen
- Kepercayaan Konsumen yang berkurang dalam segi proses parkir
- Perusahaan pesaing mengadopsi strategi baru
Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang
dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan
ancaman (Threats). Perencanaan strategis (strategic planner) suatu perusahaan harus
menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman) pada kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut
dengan Analisis Situasi atau popular disebut Analisis SWOT.
HASIL
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Masalah
Jumlah lahan parkir yang begitu besar dan fasilitas pada
mall blok m square membuat tempat ini digemari oleh masayarkat terutama di
daerah Jakarta Selatan.
Pengunjung
Blok M Square dengan area parkir yang ada sangatlah memadai untuk pengunjung
untuk parkir, oleh sebab itu sistem
parkir pada blok m square harus diubah karena setelah saya observarsi sangatlah
merugikan pengunjung dalam bidang biaya karena pengunjung harus membayar dua
kali untuk parkir dalam sebuah mall besar.
4.2 Proses Bisnis
Gambar ini menunjukan proses bisnis pada mall Blok M
Square
Gambar diatas
menunjukan bahwa pengunjung harus membayar dua kali pada petugas yang menjaga
lahan parkir dan membayar kembali sesuai berapa lama kita mengunjungi mall
tersebut (tercatat dalam tiket masuk jam berapa)
Metode analisa yang dipakai pada Blok M Square adalah Analisis SWOT
A.Strength (kekuatan)
- Sudah memiliki berbagai macam teknologi parkir yang baik
- Sejumlah toko di Blok M yang buka selama 24 jam (Club Malam dan Bar)
- Memberikan ketersediaan lapangan kerja bagi siswa-siswa lulusan SMA atau SMK;
- Harga produk-produknya yang relatif murah untuk dijangkau oleh konsumen;
- Adanya tiket masuk parkir berupa kartu, dimana lebih aman (tidak mudah robek) dan lebih cepat proses nya karena menggunakan tipe tap and pay
- Sudah dikenal sejak dulu kala
- Penempatan lokasi di wilayah yang sudah cukup strategis.
B. Weakness (kelemahan)
- Masih Banyaknya pemarkir gadungan di area parkir
- Berbagai daerah kurang mengenal Blok M Square ,karena kurangmya promos;
- Sebagian toko buka dan tutup nya tidak tentu
- Proses Parkir yang membayar dua kali;
- Banyak Staff yang masih kurang kompeten dalan menangani mesin parkir
C. Opportunity (Peluang)
- Dengan adanya perdagangan bebas, maka peluang menambahkan toko & gerai akan semakin besar;
- Adanya ladies parking (tempat parkir khusus wanita)
- Adanya Handicap parking (tempat parkir khusus orang cacat)
- Adanya VIP Parking (Diparkir kan oleh petugas dan diberikan tempat nyaman serta aman)
- Terdapat Bengkel pada tempat parkir (Mobil)
- Terdapat pencucian Helm (Motor)
D. Threat (ancaman)
- Banyaknya pesaing-pesaing yang memiliki toko atau mini market berdekatan
- Karena banyaknya pengunjung tidak nyaman dengan parkir yang bayar dua kali serta banyak petugas gadungan yang meresahkan pengunjung
4.3 Pembahasan
Hal tersebut saya alami waktu saya mengunjungi blok m
square dan merasa sistem tersebut merugikan karena saya hanya mengunjungi
kurang dari 15 menit tetapi saya harus membayar parkir dua kali
4.4 Saran
Sebaiknya pihak yang mengatur parkir membuat peraturan yang jelas dalam proses parkir. Seperti membuat peraturan bahwa parkir hanya membayar sekali yaitu sesuai dengan tiket masuk
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, 2002. Kajian Kebutuhan Ruang Parkir Pasar Kliwon Untuk
Optimalisasi Jalan letjen S. Parman Temanggung. Tesis Magister Teknik
Sipil, Magister Teknik Sipil Universitas Diponegoro
Freddy Rangkuti, 2004, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT. Graedia, Jakarta
hubdat.dephub.go.id Last Upadate 2017
Imam, T. 2011. Jurnal Dampak Kegiatan Berparkir Pada Badan Jalan Terhadap Kinerja Ruas Jalan FSTPT.